Program Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) UGM JT-13 kali ini fokus pada pemberdayaan petani garam di Desa Tedunan. Program ini bertujuan untuk mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi petani garam melalui sesi Focus Group Discussion (FGD) yang melibatkan pemangku kebijakan, petani, dan akademisi. FGD ini menjadi sarana diskusi yang efektif untuk mengidentifikasi masalah dan merumuskan solusi yang tepat dan berkelanjutan.
Kolaborasi Antara Pemangku Kebijakan, Petani, dan Akademisi
Webinar yang diselenggarakan sebagai bagian dari program ini dihadiri oleh sejumlah perwakilan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Demak. Mereka hadir untuk memberikan pandangan kebijakan dan mendukung pengembangan sektor pergaraman di wilayah mereka. Kehadiran Bapak Dr. Ir. Latif Sahubawa, M.Si, dari Fakultas Perikanan Universitas Gadjah Mada, yang juga Kepala Pusat Studi Sumberdaya dan Teknologi Kelautan UGM, menjadi penopang utama diskusi tersebut. Sebagai seorang ahli yang berpengalaman dalam menangani permasalahan pemasaran garam dan produk turunannya, Bapak Dr. Ir. Latif Sahubawa memberikan wawasan berharga bagi para peserta.
Identifikasi Masalah Pergaraman di Desa Tedunan
Dalam sesi webinar ini, berbagai permasalahan yang dihadapi oleh petani garam di Desa Tedunan berhasil diidentifikasi. Salah satu masalah utama yang muncul adalah tidak berfungsinya koperasi Garam Tedunan, yang seharusnya menjadi tulang punggung bagi pemasaran dan distribusi garam di desa tersebut. Ketiadaan koperasi yang aktif menyebabkan petani kesulitan dalam menjual produk mereka dengan harga yang kompetitif. Selain itu, para petani juga mengungkapkan keinginan untuk mengoptimalkan kualitas garam yang mereka produksi, serta aspirasi untuk memproduksi garam beryodium yang memiliki nilai tambah lebih tinggi.
Solusi Inovatif: Penggunaan Tunnel untuk Produksi Garam Berkualitas
Sebagai solusi terhadap permasalahan yang dihadapi, Bapak Dr. Ir. Latif Sahubawa, M.Si, mengusulkan penggunaan teknologi tunnel untuk memproduksi garam berkualitas tinggi. Teknologi ini memungkinkan petani untuk memproduksi garam dengan lebih efisien dan konsisten, serta mengurangi dampak cuaca yang tidak menentu. Dengan penggunaan tunnel, garam yang dihasilkan akan memiliki kualitas yang lebih baik, termasuk kandungan yodium yang lebih stabil, yang dapat meningkatkan daya saing produk di pasar.
Pentingnya Diskusi Lanjutan untuk Penyelesaian Masalah
Program KKN-PPM UGM JT-13 ini menunjukkan bahwa diskusi dan identifikasi masalah yang mendalam sangat penting dalam menyusun solusi yang tepat. Diskusi lebih lanjut diperlukan untuk mengembangkan strategi yang dapat mengatasi tantangan di tambak garam Desa Tedunan secara berkelanjutan. Dengan kolaborasi antara pemangku kebijakan, akademisi, dan petani, program ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang nyata bagi pengembangan sektor pergaraman di Desa Tedunan dan sekitarnya.
Program KKN-PPM UGM JT-13: Pemberdayaan Petani Garam Desa Tedunan melalui Diskusi dan Solusi Inovatif
Program Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) UGM JT-13 kali ini fokus pada pemberdayaan petani garam di Desa Tedunan. Program ini bertujuan untuk mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi petani garam melalui sesi Focus Group Discussion (FGD) yang melibatkan pemangku kebijakan, petani, dan akademisi. FGD ini menjadi sarana diskusi yang efektif untuk mengidentifikasi masalah dan merumuskan solusi yang tepat dan berkelanjutan.
Kolaborasi Antara Pemangku Kebijakan, Petani, dan Akademisi
Webinar yang diselenggarakan sebagai bagian dari program ini dihadiri oleh sejumlah perwakilan dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Demak. Mereka hadir untuk memberikan pandangan kebijakan dan mendukung pengembangan sektor pergaraman di wilayah mereka. Kehadiran Bapak Dr. Ir. Latif Sahubawa, M.Si, dari Fakultas Perikanan Universitas Gadjah Mada, yang juga Kepala Pusat Studi Sumberdaya dan Teknologi Kelautan UGM, menjadi penopang utama diskusi tersebut. Sebagai seorang ahli yang berpengalaman dalam menangani permasalahan pemasaran garam dan produk turunannya, Bapak Dr. Ir. Latif Sahubawa memberikan wawasan berharga bagi para peserta.
Identifikasi Masalah Pergaraman di Desa Tedunan
Dalam sesi webinar ini, berbagai permasalahan yang dihadapi oleh petani garam di Desa Tedunan berhasil diidentifikasi. Salah satu masalah utama yang muncul adalah tidak berfungsinya koperasi Garam Tedunan, yang seharusnya menjadi tulang punggung bagi pemasaran dan distribusi garam di desa tersebut. Ketiadaan koperasi yang aktif menyebabkan petani kesulitan dalam menjual produk mereka dengan harga yang kompetitif. Selain itu, para petani juga mengungkapkan keinginan untuk mengoptimalkan kualitas garam yang mereka produksi, serta aspirasi untuk memproduksi garam beryodium yang memiliki nilai tambah lebih tinggi.
Solusi Inovatif: Penggunaan Tunnel untuk Produksi Garam Berkualitas
Sebagai solusi terhadap permasalahan yang dihadapi, Bapak Dr. Ir. Latif Sahubawa, M.Si, mengusulkan penggunaan teknologi tunnel untuk memproduksi garam berkualitas tinggi. Teknologi ini memungkinkan petani untuk memproduksi garam dengan lebih efisien dan konsisten, serta mengurangi dampak cuaca yang tidak menentu. Dengan penggunaan tunnel, garam yang dihasilkan akan memiliki kualitas yang lebih baik, termasuk kandungan yodium yang lebih stabil, yang dapat meningkatkan daya saing produk di pasar.
Pentingnya Diskusi Lanjutan untuk Penyelesaian Masalah
Program KKN-PPM UGM JT-13 ini menunjukkan bahwa diskusi dan identifikasi masalah yang mendalam sangat penting dalam menyusun solusi yang tepat. Diskusi lebih lanjut diperlukan untuk mengembangkan strategi yang dapat mengatasi tantangan di tambak garam Desa Tedunan secara berkelanjutan. Dengan kolaborasi antara pemangku kebijakan, akademisi, dan petani, program ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang nyata bagi pengembangan sektor pergaraman di Desa Tedunan dan sekitarnya.